Jumat, 27 November 2015

7 Urban Legend di Balik Cermin

Dalam kehidupan sehari-hari, cermin termasuk kebutuhan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Cermin merupakan benda yang memantulkan benda-benda di hadapannya dengan sangat jelas. Cermin seperti punya dunia sendiri. Dunia cermin. Karena hal tersebut, muncul beberapa urban legend mengenai cermin. Berikut ini tim redaksi Cerpen Hororakan menjabarkan beberapa urban legend mengenai cermin, yaitu: 
ilustrasi dunia dalam cermin (sumber)
1. Ada setan dalam cermin. Kalimat singkat ini sempat menakuti saya ketika berada di depan cermin. Banyak orang mengatakan, cermin dapat menghasut kita, merayu, ngegomabalin kita juga bisa, seperti tugasnya setan yang selalu menggoda manusia. Tentu jelas banget, gimana rasanya sih ketika kamu lihat wajah kamu yang semakin kusam, rambut yang tidak beraturan, atau bibir pecah-pecah, atau pertanyaan yang tak bisa dijawab cermin sendiri, “Aku cantik/ganteng tidak yah?" Ketika timbul rasa jengkel, kemudian kita akan berpikir untuk memperindah semuanya, mengoperasi payudara agar mata lelaki terpana melihatnya. Atau ketidakpuasan melihat postur tubuh yang sedikit gemuk, kemudian berpikir untuk mengubahnya dengan minum obat pelangsing, atau diet selama bertahun-tahun. Hei, jangan terlalu dalam melihat cermin itu. Sebab, secara tidak langsung cermin bisa membuat kita berangan-angan tinggi. Sadar tidak sih, setan mulai membisiki di telinga kita, maka dengan sendirinya otak kita akan merespon kemudian memuji diri sendiri, misalnya “wajahku yang ayu, pipi aku merah merona, rambut yang berkilau, dan bibir yang seksi, atau pujian-pujian lainnya." Bukankah ini yang disebut dengan berlebih-lebihan.

2. Mitos yang kedua adalah, bahaya meletakkan cermin di depan tempat tidur. Pernah saya ditegur oleh seorang teman ketika dia msuk ke kamar saya dan melihat pantulan dirinya dari cermin yang jaraknya dekat dengan tempat tidur saya. “Tak boleh lho ada cermin di depan tempat tidur.” Sekilas saya berpikir, “Lho emangnya kenapa?” dengan lantangnya teman saya menjawab, “bisa cepat tua loh.” Dari sini, saya diceritakan panjang lebar, bahwa cermin dapat memantulkan bayangan kita yang aneh, seperti wajah kita yang keriput, atau bayangan-bayangan buruk yang bukan seperti diri kita. Selain itu, selama kita tidur, cermin akan mencoba menarik kembali cahaya wajah kita, entah seperti apa cara menarik cahayanya. Intinya, pancaran wajah akan semakin berkurang, dan kita akan semakin tidak pede dengan kondisi ini.

3. Mitos yang lainnya, saat tidur, jangan memunggungi cermin. Kalo yang tadi bahayanya bisa mengurangi pancaran wajah, nah yang ini beda lagi. Dalam mitos China, makna cermin menurut Feng Shui, ketika tidur, tubuh membutuhkan energi yin. Sedangkan cermin bersifat yang. Jika ketika tidur kamu memunggungi cermin, atau benda lainnya yang bersifat yang, seperti pintu atau jendela, dapat terjadi konflik energi yang dapat melemahkan chi. Akibatnya, ketika bangun tidur, tubuh akan terasa lelah dan tidak bersemangat. Dan bagaiamana dengan kamu, apa pernah mengalami hal seperti ini? Kalau saya sendiri, pernah merasakan kelelahan ketika bangun tidur, namun tidak pada saat yang bersamaan, yaitu letak cermin di depan tempat tidur atau memunggungi cermin. Mungkin karena faktor lainnya. Ingat, ini hanya mitos yah.

4. Cermin juga bisa digunakan untuk memanggil hantu. Dalam cerita zaman dahulu Banyak urban legend Amerika yang memanggil hantu dengan menggunakan teknik yang memakai cermin di dalamnya. Sebut saja legenda Bloody Mary atau Candyman yang sangat santer di Amerika (bahkan sampai dibuat filmnya). Bloody Mary adalah mahluk halus jahat yang akan datang jika dipanggil dengan cara menyebut namanya 3 kali di depan sebuah cermin, dan dia akan muncul dari dalam cermin serta langsung mengoyak-ngoyak muka kamu. Tapi sebenarnya, tanpa memanggil Bloody Mary pun, jika kamu berdiri didepan cermin, sendirian, dalam ruangan bercahaya remang-remang, bisa dipastikan kamu memang akan melihat “suatu penampakan” di cermin. Sebenarnya yang kamu lihat itu adalah bayangan kamu sendiri akibat terlalu lama di depan cermin.

5. Tertimpa sial selama tujuh tahun jika memecahkan cermin. Aneh juga yah ada mitos seperti ini. Menurut kepercayaan Romawi kuno, cermin bukan saja sebagai bentuk merefleksikan jiwa, namun dapat membawa sial selama tujuh tahun jika memecahkan cermin. Sedangkan menurut orang Asia Timur, cermin dapat memanjarakan jiwa. Seperti apakah rasanya jiwa yang terpenjara. Dan menurut saya sendiri, setiap orang memiliki kesalahan, seperti tidak sangaja memecahkan cermin. Dan yang menakutkan jika di Romawi sana, jika cermin itu pecah, mereka akan sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupan selama tujuh tahun ke depan. Sungguh suatu hal yang tidak wajar bukan?

Read more: http://ceritapendekhoror.blogspot.co.id/2012/06/7-urban-legend-di-balik-cermin.html#ixzz3sl6xrFQY

Urban Legend Korea

Urban Legend di Korea

tumblr_lf924ftdi41qf7xzz

Mungkin beberapa dari kalian ada yang belum tahu Urban Legend itu apa, jadi Urban Legend itu semacam cerita seram yang katanya pernah terjadi di waktu lampau. Ada yang percaya ada juga yang enggak.  udah ngerti kan? Kalau belum ngerti bisa cari artinya sendiri di Google -_-

Ini Urband Legend Korea nya: 

YANG TAKUT JANGAN DIBACA, TAPI GAK SEREM KOK 



1. Pembunuhan di Lift Lantai 14


Kisah ini adalah sebuah kisah urban legend yang sangat menakutkan dari Negara Korea tentang seorang gadis yang di bunuh pada malam hari di sebuah lift/elevator. Kasus ini sangat terkenal sebagai ''Pembunuhan di Lift''.

Ada seorang gadis Korea berusia 19 tahun berinisial "A" (maaf nama asli tidak disebutkan) yang menghadiri sebuah acara di universitas di kota besar Korea. Suatu malam, ia harus tetap berada di ruang perpustakaan untuk menyelesaikan sebuah proyek dan membuat gadis itu pulang pada larut malam.

Gadis itu tinggal di lantai 14 di sebuah gedung apartemen yang tidak begitu jauh dari universitas, proyek yang ia kerjakan di universitas pun telah selesai kemudian ia bergegas pulang dan sampai di sebuah apartemen, ia berdiri di pintu masuk dan menekan tombol untuk memanggil lift. Ketika lift tiba dan pintu lift terbuka ia pun langsung melangkah masuk dan menekan tombol untuk menuju ke lantai yang ditujunya. Sesaat pintu lift akan segera menutup, ada seorang pria yang sedang berlari menuju lift, pria itu sungguh terlihat lelah dan mengulurkan tangannya untuk menghentikan penutupan pintu. Kemudian, ia melangkah masuk ke lift dan berdiri di sampingnya.

"Permisi, apakah anda tinggal di lantai 14?", tanya pria itu, sambil melihat tombol lift menyala.

"Ya", jawab gadis itu sambil terdiam.

"Ohh", kata pria itu sambil tersenyum padanya.

"Kebetulan sekali ya, saya tinggal di lantai 13 hanya beda 1 lantai."sahut pria itu sambil menekan tombol lift nomor 13.

Melalui jendela di pintu lift, gadis itu hanya menyaksikan lantai yang sedang berlalu menuju ke atas, dan keduanya pun berdiri dalam keadaan hening dan terdiam. Gadis itu melirik beberapa kali kepada pria itu, kemudian mereka kebetulan berpapasan dalam satu pandangan, pria itu tersenyum manis kepadanya, dan gadis itu merasa malu dan pipinya pun memerah. Saat itu, lift berhenti di lantai 13, pintu lift pun terbuka dan pria itu melangkah keluar dari lift.

"Sampai nanti ya.." kata pria itu sambil tersenyum.

"Ya dengan senang hati, sampai ketemu lagi," jawab gadis itu dengan nada riang.

Kemudian pintu lift itu menutup, dan tiba-tiba saja pria itu berbalik dan menoleh kepadanya, dan menarik sebuah benda dari dalam jasnya, benda itu adalah sebuah pisau dapur yang tajam. Dan pria itu berkata pada gadis itu, dengan suara mengancam.

"Hey! Lantai atas, aku tunggu kau!" kemudian pria itu tertawa seperti orang gila, dan pria itu berlari menuju tangga menuju lantai 14.

Gadis itu pun mulai merasa panik dan takut, kemudian ia memukul-mukul tombol lift dengan keras dan berusaha untuk menghentikan laju lift, tetapi usahanya itu pun tidak ada gunanya dan ia pun putus asa. Ketika ia sampai di lantai 14 dan pintu lift pun telah terbuka, pria yang membawa pisau itu pun sudah berdiri di sana, menunggunya, dan siap untuk membunuhnya.

Di Negara Korea, para penduduknya mengatakan bahwa kasus ini bukan hanya sekedar kisah urban legend tetapi kasus ini adalah sebuah KISAH NYATA. Di kabarkan seorang gadis berinisial "A" itu ditemukan tewas, ditikam sampai mati di dalam lift. Para penduduk mengatakan bahwa bagian terburuk dalam kasus kematian lift ini adalah bukan kematian dari gadis itu, melainkan penderitaan yang di alami gadis itu dengan ancaman pembunuhan dalam menuju ke lantai 14, dan perasaan takut yang dipenuhi dengan keputus asaan, terjebak dalam lift sambil memukul tombol lift supaya berhenti, kemudian ia tahu bahwa ia akan mati di lantai 14. Para penduduk telah mengklaim bahwa di dalam kasus ini ada suatu alasan mengapa di setiap lift sekarang telah tersedia memiliki tombol berhenti.

sumber: anehdanseram.blogspot.com

2. WRISTBAND 

Di Korea, terdapat peraturan yang berlaku di semua rumah sakit. Ketika pasien masih hidup, gelang berwarna putih diikatkan di lengan kanan mereka. Gela ngitu berisi nama pasien serta informasi lainnya. Namun ketika pasien meninggal, gelang itu dilepas dan digantikan dengan sebuah gelang merah yang diikatkan di lengan kiri sebelum jenazahnya dibawa ke kamar mayat.

Kisah ini terjadi pada seorang dokter yang sedang shift malam di sebuah rumah sakit.

Ia akhirnya menyelesaikan shift malamnya pukul 2 dini hari dan merasa sangat lelah. Rumah sakit tampak sangat sepi sebab pada jam 2 dini hari, tentu semua pasien sedang terlelap dan sebagian besar perawat juga telah pulang.

Ia menyalakan lift dari lantai lima untuk turun ke basement, dimana mobilnya diparkir. Di dalam lift hanya tampak seorang wanita tua.

Ia berdiri di samping wanita tua itu, yang tampaknya juga ingin turun di basement.
Begitu lift mereka sampai di basement, pintu lift terbuka dan tampak seorang pria berpakaian putih.
Wanita yang tadi bersamanya hendak keluar dari lift.

Dokter itu melihat sesuatu di tangan pria itu. Segera ia menarik wanita yang tadi bersamanya kembali ke dalam lift. Dengan panik ia menekan tombol ke lantai lima dan pintu lift pun tertutup.

“Hei, ada apa denganmu?” wanita itu tampak marah karena dokter itu menariknya masuk kembali.

“Anda beruntung saya tadi tidak membiarkan anda keluar.” Ujar dokter itu. “Anda tidak melihat, di tangan kiri pria tadi ada gelang merah? Berarti dia sudah meninggal!”

“Gelang merah?” tanya wanita itu sambil menunjukkan tangan kirinya.

“Maksudmu seperti ini?”, ucap wanita itu kembali.

sumber: http://mengakubackpacker.blogspot.com 

3. UM-MA

Kisah ini adalah urban legend yang sangat terkenal di Korea (“Um-ma” adalah panggilan anak kepada ibunya di Korea).

Seorang anak memanggil ibunya berkali-kali. Namun sang ibu sama sekali tak merespon panggilan anaknya.

“Um-ma...um-maaaaaaaaaaaaaaaaaa......!!!”

Sang ibu akhirnya menoleh pada anak itu.

“Um-ma....kupanggil ribuan kali kenapa um-ma tidak menjawab?”

Namun ibu itu hanya menyeringai dan menjawab.

“Apa aku mirip dengan ibumu?”

sumber:   http://mengakubackpacker.blogspot.com

*yang ini aku bener-bener gk ngerti maksudnya* -_-

4. GAK TAU NAMANYA APA 

Di korea konon banyak pelajar yang dipaksa oleh orang tuanya untuk belajar, aktif di ekstrakurikuler
agar secara akademik mereka menonjol. Pelajar pulang malam menjadi hal yang lumrah disana.
Pada suatu malam seorang gadis beserta teman kelompok belajarnya sedang melakukan belajar kelompok di gedung sekolahnya. Ruang mereka belajar ini merupakan satu satunya ruangan digedung tersebut yang lampunya masih menyala. Dan samar samar lampu dari ruangan ini[un menerangi lorong diluar.

Selang beberapa lama mereka belajar, gadis ini memutuskan untuk istirahat barang sebentar, dia ingin perki ke toilet, akhirnya dia menuju kesana menyusuri lorong yang mendapat penerangan tidak begitu terang, cukup redup.

Setelah selesai dengan urusannya ditoilet, gadis inipun kemudian kembali menuju ke teman temannya untuk kembali belajar. Saat itulah dia mendengar jeritan dari teman temannya, tidak berlangsung lama kegaduhan dan jeritan histeris yang muncul. Beberapa menit kemudian semuanya kembali senyap. Senyap… diam, bahkan terlalu sepi untuk dikatakan sebagai sebuah keadaan yang normal.

Insting si gadis ini kemudian bekerja, bahwa pastilah ada sesuatu yang tidak beres di ruangannya. Maka diapun kemudian mengendap endap kembali keruangannya, berusaha tidak membuat suara sekecil apapun. Dia kemudian mengintip kedalam kelas dan mendapati semua rekannya terkapar dilantai, tidak bernyawa dengan muka bersimbah darah. Dan ditengah tengah mereka berdiri sesosok wanita dengan kulit pucat, sosok hantu wanita muda dengan gaun putih dan rambut hitam panjang yang menutupi wajahnya dengan mulut menganga.

Gadis ini pernah mendengar tentang sosok hantu ini, hantu yang akan menyerang orang orang diwaktu mendekati tengah malam, dan mengambil bola mata korban korbannya untuk dijadikan kudapan. Gadis ini tidak dapat berlari tanpa membuat suara gaduh, maka dari itu dia menyelinap dan mengolesi matanya dengan darah dan membaur dengan mayat rekan rekan lainnya, berpura pura mati. Dia menutup matanya dan tidak bergerak sedikitpun berharap bahwa hantu ini akan segera pergi, dan dia bisa kabur dari mimpi buruk ini.

Gadis ini mendengar hantu tersebut berkeliling keseluruh ruangan dan mendekati mayat satu persatu, menghitung dengan suara pelan yang membuat bulu kuduk berdiri “satu… dua… satu… dua…” bersamaan dengan tangannya mencungkil bola mata korban korbannya….

Hal ini berlangsung selama beberapa menit, dan gadis ini tetap tidak bergerak. “satu, dua….. satu,dua….. satu,dua….” Dan hantu wanita tesebut masih tetap saja menghitung. Gadis ini menjadi cemas, dan heran juga kenapa hantu tersebut tidak kunjung pergi juga. Namun dia tetap tidak berani bergerak sedikitpun, ngeri membayangkan apa yang akan tejadi jika dia sampai membuka matanya. “satu,dua…. Satu,dua….” Dan rasa ingin tahu si gadis semakin membesar, dia mengumpulkan keberanian untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dia memastikan bahwa dirinya tidak bergerak sedikitpun dan kemudian membuka matanya pelan pelan…….

Begitu dia membuka matanya, tampaklah hantu tersebut berada tepat didepannya hanya beberapa sentimeter dari mukanya dengan mulut menganga. Hantu tersebut menatap matanya… dan perlahan jari pucat dan kurus hantu ini mulai mendekati bola mata si gadis, menunjuk ke arah bola matanya secara bergantian…. Sambil menghitung “satu, dua…….”

Saat itulah si gadis berteriak dalam kengerian…. Ia berteriak sekeras kerasnya, dan mendapati ternyata dirinya ada di dalam kamar tidurnya… terbangun dari sebuah mimpi buruk yang sangat mengerikan… dia meraba matanya, mencoba mengecek apakah bola matanya masih ada… dan dia bersyukur bahwa semuanya masih lengkap. Diapun menghela nafas lega.

Sesaat dia terbengong bengong karena masih syok akan mimpinya. Dan kemudian menertawakan dirinya karena telah ketakutan setengah mati. Gadis ini akhirnya memutuskan untuk tidur kembali.
namun sebelum dia merebahkan dirinya dia sedikit merasa aneh, kenapa anggota keluarga yang lain tidak mendengar teriakannya? Namun kemudian dia berpikir lagi bahwa pastilah sebenarnya dia hanya berteriak dalam mimpi saja. Dan diapun akhirnya merebahkan dirinya kembali di kasurnya.
Saat dia menarik selimut untuk menghangatkan tubunya, dia merasa seperti ada yang aneh dengan selimutya, terrasa seperti terbuat dari bulu padahal selimutnya bukan terbuat dari bulu. Pikirannya mulai cemas bercampur dengan perasaan tidak nyaman, bulu kuduknya mulai merinding, dan ketika dia mengintip dibalik selimutnya… tampak kepala hantu yang ada di dalam mimpinya ada disana dengan rambut yang menyelimuti kaki sang gadis, dan hantu tersebut menatapnya dengan mulut menganga… dan perlahan tangannya mulai muncul dari balik selimut si gadis menunjuk matanya……. Sang gadis pun tercekat dalam sebuah horror yang teramat sangat…. 

Hal terakhir yang dia dengar adalah suara hantu tersebut menghitung dengan suara halus dan dingin
“satu…. Dua……”

Link sumbernya : mmuld.wmx.mobi/


SEKIAN

5 Urban Legend Jepang

 Jepang memang di kenal dengan negara penuh dengan kisah Urban Legend yang cukup menakutkan, walau Jepang mempunyai teknologi yang serba canggih. Namun, kepercayaan terhadap hal-hal mitologi seakan tidak pernah sirna dari masyarakatnya.

KUCHISAKE ONNA


Dalam legenda urban Jepang, Kuchisake Onna disebutkan kerap menutup mulutnya dengan masker operasi dan sering terlihat di jalanan yang sepi. Dalam perkembangannya cerita hantu Jepang Kuchisake Onna kerap berubah dengan berbagai versi. Cerita tentang Kuchisake Onna juga dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi inspirasi banyak orang untuk dijadikan kisah dalam anime dan manga dan juga film.

Kisah hantu Kuchisake Onna sendiri menurut legenda kuno yang beredar merupakan seorang wanita muda yang hidup pada zaman Heian. Dia disebutkan sebagai seorang istri atau selir samurai. Ia dikaruniai wajah yang sangat cantik, tetapi memiliki sifat yang sombong. Kuchisake Onna juga disebutkan sering berselingkuh dibelakang suaminya.

Suaminya merasa sangat cemburu dan di khianati, oleh sebab itu suaminya kemudian menyerang dan membelah mulutnya dari telinga yang satu ke telinga yang lainnya. Kemudian suaminya berkata, "sekarang siapa yang akan berkata kau cantik?".

Kisah hantu Jepang Kuchisake Onna dalam perkembangannya ada perubahan. Seperti pada legenda urban disebutkan bahwa Kuchisake Onna adalah seorang wanita korban operasi wajah yang gagal.

Konon dokter yang mengoperasi wajahnya memakai pomade (jenis minyak rambut) dengan bau yang menusuk. Ketika sedang dioperasi ia tidak bisa tenang karena bau itu sehingga sang dokter secara tidak sengaja memotong mulutnya hingga robek.

Wanita itu menjadi histeris dan marah lalu membunuh dokter itu. Belakangan dia dibunuh oleh para penduduk kota dan menjadi hantu penasaran. Selain itu dalam cerita legenda urban terkait dengan keberadaan Kuchisake Onna ada beberapa versi yang menyebutkan tentang asal-usulnya, yaitu seperti misalnya:

  1. Korban kecelakaan lalu-lintas yang wajahnya rusak.
  2. Seorang wanita yang mengalami gangguan kejiwaan sehingga merobek mulutnya dengan benda tajam.
  3. Seorang wanita korban pemerkosaan yang mulutnya dirobek oleh si pemerkosanya atau ia sendiri yang melakukannya setelah menjadi gila karena perkosaan itu.
  4. Seorang wanita yang leluhurnya memperoleh uang haram dengan menyembah siluman anjing sehingga anak cucunya dikutuk bermulut robek dan bila mati akan menjadi siluman.

Dalam cerita-cerita urban, Kuchisake Onna digambarkan selalu menutupi mulutnya yang robek dengan masker operasi dan sering bergentayangan di kota pada waktu malam, terutama ketika sedang berkabut. Bila bertemu seseorang (terutama anak-anak atau mahasiswa) di jalan yang sepi.

Ia akan bertanya, "Apakah saya cantik?". Bila menjawab "ya", ia akan membuka maskernya dan bertanya lagi, "Bahkan bila seperti ini?" Pada saat itu, bila si korban menjawab tidak, maka ia akan dibunuh dengan gunting, golok, sabit, atau senjata tajam lainnya.

Bila si korban tetap menjawab ya, Kuchisake Onna akan gembira dan membebaskannya, namun ada juga yang mengatakan bahwa walaupun korban melakukan itu, Kuchisake Onna akan mengikuti korbannya sampai ke rumah dan membunuh korbannya di depan pintu rumah si korban.

Bila korbannya wanita, Kuchisake Onna akan merobek mulut korbannya hingga serupa dengannya. Bila korbannya anak-anak, ia akan memakannya. Legenda urban yang populer pada tahun 1970-an mengatakan bahwa korban akan selamat bila ia menjawab "biasa saja".

Sementara versi tahun 2000-an mengatakan bahwa korban akan selamat bila menjawab, "lumayan" sehingga Kuchisake Onna bingung dan berpikir dulu apa yang akan ia lakukan, saat sedang bingung itulah korban mempunyai kesempatan untuk kabur.

Versi lain manyatakan bahwa korban dapat balik bertanya kepada Kuchisake Onna 'apakah saya juga cantik' sehingga Kuchisake Onna akan bingung lalu pergi.

Cara lain untuk lolos dari Kuchisake Onna adalah dengan menawarkannya permen keras berwarna kuning tua karena ia menyukainya namun tidak bisa menikmatinya sehingga mengingatkannya lagi pada penderitaannya.

Selain itu bisa juga dengan mengucapkan "pomade" sebanyak tiga kali, ada yang menyebutkan enam kali. Ucapan itu akan membuatnya takut dan kabur karena mengingatkannya kembali pada ahli bedah yang merusak wajahnya. Korban juga bisa memakai pomade untuk mencegahnya mengikutinya.

JINMENKEN


Jinmenken adalah anjing dengan wajah manusia yang diyakini muncul pada malam hari di area pemukiman di Jepang dan berlari menyusuri jalan raya dengan kecepatan luar biasa. Jinmenken juga dapat berbicara, namun konon mereka akan berbicara kasar atau meminta agar dibiarkan sendiri.

Tidak seperti kebanyakan legenda urban Jepang, anjing berwajah manusia tidak dikenal sebagai pembunuh orang yang berjumpa dengannya, meskipun konon mereka adalah hasil penelitian ilmiah yang berhasil kabur atau hantu dari para korban kecelakaan di jalan.

Ada spekulasi bahwa saksi mata yang mengaku telah melihat jinmenken sesungguhnya bertemu dengan monyet Jepang, yang tampak seperti berjalan dengan empat kaki, berbulu seperti anjing, berwajah dan hidung mirip manusia yang mungkin diduga sebagai jinmenken.

GOZU ATAU KEPALA SAPI


Gozu atau Kepala Sapi, adalah suatu judul kisah dalam legenda urban Jepang. Legenda tersebut bercerita tentang suatu rombongan murid sekolah yang melakukan perjalanan darmawisata.

Saat para murid merasa bosan di tengah perjalanan, seorang guru yang bersemangat untuk menceritakan murid-muridnya memutuskan untuk mengisahkan beberapa cerita seram. Para murid menikmati ceritanya namun saat sang guru mulai kehabisan cerita untuk disampaikan, tiba-tiba ia bertanya apakah ada yang pernah mendengar kisah "Kepala Sapi".

Tiada yang mengetahui cerita tersebut. Akhirnya sang guru pun bercerita. Awalnya, para murid menikmati cerita tersebut dengan sungguh-sungguh, namun perlahan-lahan, banyak yang ketakutan. Beberapa murid memohon agar sang guru menghentikan ceritanya namun sang guru tampak seperti sedang kesurupan dan tak mau berhenti bercerita.

Beberapa saat kemudian, akhirnya sang guru sadar dan mendapati bahwa bus berhenti di tengah jalan. Para murid dalam keadaan kejang, mata mereka menjuling ke atas, mulut mereka berbuih, dan sang sopir mengalami kondisi yang sama. Semuanya masih hidup, namun sang guru tak mampu mengingat kisah yang ia ceritakan, dan tak ada yang dapat menceritakan bagaimana kisah "Kepala Sapi" tersebut.

Menurut versi lain, siapa pun yang mendengar cerita tersebut tidak akan mampu untuk menceritakannya kembali karena akan segera menemui ajal.

Menurut rumor, kisah terkutuk tersebut merupakan sepenggal kisah karya penulis Fiksi ilmiah. Sakyo Komatsu yang tak dipublikasikan, namun tidak ada bukti bahwa penulis tersebut terlibat dalam legenda Kepala Sapi.

Ada cerita rakyat Ukraina yang berjudul Kepala Sapi, tentang gadis yang mendapatkan keberuntungan setelah mempersembahkan makanan dan tempat tinggal kepada kepala sapi yang mengunjunginya di suatu malam.

namun kisah tersebut tidak mungkin dapat menimbulkan kepanikan atau histeria bagi para pendengarnya. Ada juga film Jepang tahun 2003 berjudul Gozu, di sutradarai oleh Takashi Miike yang meskipun mengumbar kekerasan dan adegan tak masuk akal, tidak ada kaitannya dengan legenda Kepala Sapi tersebut.

TEKE TEKE


Teke Teke adalah hantu gadis yang jatuh di atas rel dan tubuhnya terpotong oleh kereta yang melintas. Setelah menjadi hantu penasaran, ia membawa sabit dan berjalan dengan tangan atau sikunya, dan gesekan tubuhnya saat diseret menghasilkan bunyi Teke Teke.

Jika ia bertemu seseorang di malam hari dan korbannya tidak berlari cukup cepat, ia akan memotong tubuh korbannya jadi dua bagian agar menyerupai bentuk tubuhnya. Dalam suatu versi dikisahkan mengenai seorang siswa yang baru pulang dari sekolah pada malam hari. Ia melihat sesosok gadis bersandar pada sebuah jendela.

Saat si gadis menyadari kehadiran siswa tersebut, ia melompat dari jendela lalu jatuh di hadapan pemuda tersebut, dan terungkap bahwa tubuhnya hanya separuh. Kemudian ia memotong tubuh pemuda tersebut menjadi dua.

TOIRE NO HANAKO-SAN


Toire No Hanako-san adalah legenda terkenal yang berkaitan dengan sekolah dasar di jepang. Legenda tersebut mengenai hantu yang diduga sebagai arwah seorang murid yang bunuh diri karena ditindas murid lain.

Hantu ini juga diketahui hanya muncul tanpa alasan yang jelas. Hanako-san adalah sebuah legenda populer di sekolah dasar di Jepang, dan diyakini menghantui bilik keempat dalam kamar mandi perempuan.

Dengan sepasang mata bersinar tajam, hantu tersebut menakut-nakuti setiap orang yang menatapnya. Tidak diketahui apakah jahat atau kejam, Hanako-san hanyalah hantu menyeramkan yang menakut-nakuti korbannya.
bagaimana kawan, cukup menakutkan bukan?

Urban Legend Indonesia - Pastur Kepala Buntung

Hai kawan, sekarang kita akan membahas urban legend dari Indonesia tepatnya di ibu kota Jakarta kita ini, langsung saja kita ke TKP ......

Sebagai ibukota negara kesatuan negara Indonesia, Jakarta tumbuh menjadi sebuah kota yang hiruk pikuk oleh para penghuninya. Jakarta dipenuhi oleh manusia dari berbagai latar belakang budaya dan suku bangsa yang berbeda pula. Kepadatan ibukota Jakarta bahkan sudah menimbulkan masalah yang benar-benar membuat penghuninya merasa kesal. Bahkan perputaran uang terbesar di Indonesia terjadi di kota ini.

Dibalik hiruk pikuknya kota Jakarta, ternyata kota ini menyimpan urban legend yang tidak dipedulikan oleh kaum metropolis di Jakarta. Di kota Jakarta terdapat beberapa lokasi angker dengan kisahnya masing-masing. Salah satu lokasi yang menyeramkan tersebut adalah Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut yang di huni Pastur Kepala Buntung , Jakarta Selatan. Berikut beberapa ceritanya :



Pastur Kepala Buntung

Di tahun 1986, Supri, penjaga makam di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut melihat penampakan hantu dengan sosok pastur tanpa kepala yang menenteng kepalanya sendiri. Menurut pengakuan masyarakat sekitar, pastur kepala buntung (julukan yang diberikan oleh masyarakat sekitar) ini mencari makamnya yang terletak di unit Kristen di pemakaman Tanah Kusir Jakarta.

Pengalaman Supri ini menjadi kisah yang terkenal di daerah Jakarta. Jika Anda ingin melihat sendiri hantu Jeruk Purut berwujud pastur ini datanglah ke Tempat Pemakaman ini pada malam Jumat dengan jumlah pengunjung ganjil (satu, tiga, lima, dan seterusnya). Cerita lainnya, ada dua orang pemuda yang pulang dari suatu acara.

Kebetulan di jalan pulang mereka harus melewati daerah Jeruk Purut. Salah satu dari pemuda ini meremehkan tentang cerita hantu Jeruk Purut. Ketika melewati daerah Jeruk Purut, tiba-tiba mobil mereka mogok dan lampu mobil menyala dengan sendiri. Ketika mereka memutuskan untuk masuk ke dalam mobil, mereka melihat penampakan hantu pastur kepala buntung.

Secara tiba-tiba mobil mereka bisa menyala kembali, namun anehnya tidak bisa di gas. Padahal spedometernya telah menunjuk angka maksimal. Setelah hantu itu menghilang barulah mereka dapat membawa mobil tersebut. Anehnya, mobil itu berjalan dengan sangat pelan. Untuk mencapai rumah mereka, dibutuhkan waktu sampai fajar menjelang.

Sosok pastur kepala buntung adalah sosok hantu paling terkenal di Jakarta. Penasaran dengan foto hantu ini? Sampai saat ini banyak orang yang mengaku memiliki foto hantu pastur kepala buntung, namun tidak satu pun yang dapat di dipastikan bahwa foto tersebut adalah asli.


Urban Legend Indonesia - Kota Wentira Di Pulau Sulawesi Yang Misterius



Mungkin nama Wentira di kota-kota lain dianggap biasa, namun berbeda hal nya apabila nama ini di dengar oleh masyarakat yang berada di Pulau Sulawesi Tengah.Wentira merupakan lokasi yang berada di Kebun Kopi (lintas Trans-Sulawesi). Wentira sendiri menurut beberapa kesaksian orang-orang yang mengaku pernah ke sana mengatakan kalau Wentira merupakan suatu kota yang sangat teramat indah dengan ciri khas warna kuning. Namun yang sebenarnya sesuai dengan yang saya lihat langsung, Wentira sebenarnya hanya daerah berhutan lebat, jauh dari mana-mana, di antara Palu-Parigi, di lintas jalan yang disebut orang sebagai Trans-Sulawesi. Pohon-pohon raksasa tumbuh di pinggir jalan, dengan bentuk batang besar, putih, cenderung lurus, menjulang sangat tinggi seakan ingin menggapai langit. Batang pohon itu begitu lurus, dan baru di bagian sangat atas di ketinggian, tumbuh dahan dan cabangnya dengan daun-daun yang menjadi sangat kecil-kecil kalau dilihat dari bawah. Konon, tak ada seorang pun berani menebang pohon seperti itu.Sebenarnya banyak sekali kesaksian-kesaksian dari orang-orant yang mengaku pernah jalan-jalan ke Wentira, misalnya salah satu contoh yang paling terbaru yang saya dengar adalah ada seseorang yang memesan sebuah mobil BMW i series warna kuning dengan memberikan alamat “WENTIRA”.Dan hebohnya, yang memesan itu adalah “seorang pria tua” tanpa adakeanehan sama sekali menurut sales promotion perusahaan tersebut.lalu setelah di mobil tersebut di antar, ternyata tempat yang mereka datangi hanyalah hutan lebat.Banyak juga warga di sekitar Wentira mengatakan, apabila ada kendaraan lewat daerah tersebut harus membunyikan klakson 3X agar perjalanan mereka lancar sampai tujuan.

Ada juga cerita yang lebih para dari kisah wentira : Suatu hari di Pulau kalimantan ada sebuah tebing yang penuh dengan sarang burung walet tetapi tak seorang pun yang bisa memanjatnya, pada suatu ketika ada seorang pemuda dengan santai memanjat tebing itu meski tampa pengaman, melihat aksi dari pemuda itu warga serompak terkejut ketika turun para warga datang bertanya kepada pemuda itu karna wajahnya agak asing di mata warga, ketika para penduduk bertanya dari mana dia berasal, lalu pemuda itu menjawab dengan lantang ” saya dari Kota Wentira Palu” tak lama kemudian pemuda itu hilang di kerumunan warga, (Cerita Pak Sappam SekolahQ), dari cerita di atas warga wentira juga sering berkelana dan mengembangkan kotanya dan menurut perkiraan kami Wentira telah berkembang sampai di Mamuju (sul-bar), Mekongga (sul-tra) dan bisa saja sampai di Kalimantan Walaupun cerita ini seperti tak mungkin, namun saya sarankan agar kalian jalan-jalan untuk melihat langsung lokasi dari Wentira ini Cerita mengenai keberadaa komunitas “jin” Uwentira beredar cukup santer di kalangan masyarakat Palu. Mendengar kata Uwentira atau Wentira, mereka merujuk pada cerita, kisah maupun mitos soal keberadaan komunitas yang tak kasat mata ini. Hanya sedikit orang yang bisa melihatnya bahkan bisa berkomunikasi dengan warga Uwentira yang sering muncul bahkan di pasar-pasar di Palu dan sekitarnya. Kawasan Wentira ini oleh kalangan paranormal di Indonesia, memang dikenal sebagai salah satu wilayah paling angker di seluruh pelosok nusantara Demi menjawab rasa penasaran banyak pengunjung, saya ingin membagikan cerita 3 teman saya berikut ini. Kebetulan mereka saya kenal karena bertemu langsung.

1. Cerita Sulwan Dase

To Wentira (ditulis Uwentira), demikian masyarakat Palu menyebut komunitas ini. Terletak disebuah kawasan yang bernama Wentira. Orang Toraja kuno menyebutnya To Wae Ntira. Menurut beberapa kawan menceritakan pengalaman mereka saat bertemu dgn orang2 To Wentira. Katanya, kita seolah-olah terombang-ambing diantara dunia nyata dan dunia maya, rasionalitas, dan supranatural. Bingung bercampur takjub. Antara percaya dan tidak percaya. Menurut mereka yang pernah ke “Kota Wentira”, kota itu sangat modern, dgn peradabana yang sangat luar biasa. Semua jenis kendaraan ada disana (termasuk MRT). Masyarakatnya makmur dan serba berada. Yang menjadi persoalan adalah, pintu masuk ke kota tsb. Hampir tak satu orang pun bisa menjelaskn secara pasti lokasi jalan masuk. beberapa menjelaskna bhw pintu masuk dgn kendaraan roda dua dan mobil adalah melalui sebuah jembatan beratap. Jembatan ini sebenarnya menjembatani sebuah sungai yg membentang. Secara logika, bila kita masuk ke ujung satu pastilah bisa tiba di ujung satunya. Namun keanehan terjadi. Kadang2 ketika sebuah mobil memasuki ujung jembatan, mobil itu tdk pernah lagi keluar di ujung satunya. Beberapa hari kemudian, barlah pengendara mobil itu bercerita bhw mereka baru saja pulang dari Kota Wentira, di mana segala sesuatunya ada disana. Wow…persoalannya, di bagian mana dari jembatan itu yg menjadi pintu masuknya? Sebab mobil tsb ketika memasuki jembatan, menghilang begitu saja dari pandangan mata….Sewaktu saya bertanya kepada beberap kawan yg pernah kesana, mengatakan, tempat itu sangat luar biasa. Namun tdk ada lagi yg berani kesana…

2. Cerita LES Kala’tiku

Saya ingat suatu kejadian aneh yang saya dengar dari bapak saya sendiri. Waktu itu Bapak mempunyai proyek di daerah lokasi wentira. niatnya sih jalan2 di jembatan itu tapi pas memasuki mulut jembatan menurut teman proyeknya mobil truk yang pakai teman saya dan supirnya tiba2 hilang seakan2 di telan oleh jembatan itu. terus terang ini tidak masuk di akal tapi kenyataan terjadi. tapi sayang teman kantor sya ini tidak mau menceritakannya pak jadi jujur saya juga jadi penasaran dengan cerita teman saya yang katanya kota itu luar biasa modern. yah antara kenyataan dan fiksi….jadi bingung

3. Kesaksian PS Patandung

To wentira menurut orang Kaili (Suku asli di Sulteng) ada di sekitar kebun kopi ( Jl poros tawaeli – Toboli ) di jalan poros tersebut ada satu jembatan yang masih ada sampai sekarang. Konon katanya, masih buatan Belanda. Di sampingnya ada satu jembatan jembatan beton yang digunakan konon tahun 1980-an setiap kendaraan yg lewat wajib memberi kode lampu atau setidaknya klakson sebagai tanda permisi mau lewat.
Saya sudah beberapa kali melewati kawasan Kebun Kopi yang disebut-sebut dua teman terakhir ini. Kawasan ini dikenal cukup berat, menanjak dengan kemiringan tajam. Belum lagi sering terjadi longsong. Jembatan itu masih ada, dan bahkan sekarang ada sebuah tugu berwarna kuning bertuliskan NGAPA UWENTIRA. Ngapa dalam bahasa Kaili berarti Kampung,Negeri atau Kota. Uwentira berarti tidak kasat mata. Jadi NGAPA UWENTIA berarti Kota UWENTIRA.

Bagaimana ciri-ciri fisik warga Uwentira, apakah bedanya dengan manusia seperti kita?

Kisah Wentira : Kisah berikut agaknya sejalan dengan cerita yang saya dapatkan dari beberapa sumber di Palu maupun di luar Palu. Warga Wentira tidak punya garis pemisah diatas tengah bibir, seperti layaknya manusia normal.

Menurut keyakinan masyarakat setempat, yang disebut kawasan Wentira atau Uwentira adalah wilayah yang sekarang dikenal sebagai kawasan kebun kopi, di jalan Trans Sulawesi poros Sulawesi Selatan – Sulawesi Tengah. Di sekitar sana tidak ada pemukiman penduduk hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi berwarna keputih-putihan ditandai dengan sebuah jembatan yang konon hanya orang yang mampu melihat hal-hal gaib-lah yang bisa melihat kalau ternyata jembatan itu juga merupakan pintu gerbang untuk masuk ke Kerajaan mistis Wentira.

Seseorang, dengan identitas seleb_celebes memposting cerita ini di sebuah forum. Berikut kisahnya.
Untuk masuk ke Wentira, tidak boleh sembarangan, hanya yang dikehendaki dan diizinkan oleh penghuni Wentira yang boleh masuk. Nah, paman teman saya ini termasuk orang yang diizinkan, karena dia melakukan ritual-ritual ditemani oleh orang2 pintar di sekitar daerah itu. Sementara kalau orang yang dikehendaki biasanya orang yang katanya kalau lewat tidak permisi (kulo nowon) dulu, lewat dengan sombongnya, dan biasanya yang seperti ini tidak pernah lagi kembali keluar. Pernah ada kejadian mobil melintas di tengah jembatan tetapi sebelum sampai diujung jembatan sudah keburu menghilang, kata penduduk skitar masuk kedalam Wentira.

Menurut cerita paman teman saya itu alam di dalam Wentira didominasi warna kuning keemasan dimana penghuninya hidup sangat sejahtera dan tidak ada yang miskin, kehidupan disana laiknya kehidupan normal, semua ada baik gedung, kendaraan dll tapi semuanya serba mewah.

Menurut cerita orang-orang di sekitar pegunungan Sulawesi Tengah yang katanya juga masuk kedalam area Wentira, kadang-kadang ada penghuni Wentira yang keluar untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional, ciri-cirinya yang utama adalah tidak ada garis pemisah diatas tengah bibir seperti layaknya manusia normal, kalau mereka muncul tetap dilayani tetapi tidak ada yang berani mengganggu.


Pertemuan Singkat

Kukuruyukkk
Suara ayam membangunkan tidurku. Sebenarnya itu bukan suara ayam sungguhan, melainkan suara alarmku. Kubuka jendela, kutatap langit biru berselimutkan awan putih yang lembut, kuhirup dalam-dalam udara segar, pelan-pelan semilir angin meniup rambutku dan korden jendela kamar yang terletak di lantai 2 ini.
Ini hari pertama aku berada di villa milik ayahku. Sepertinya, aku akan menghabiskan liburan kelulusan SMAku di sini. Aku di sini bersama Ayah, Ibu dan adikku. Kurasa di sini aku akan tenang karena aku bebas dari polusi udara dan keramaian kota. Ya! Tentu saja di sini aku juga tidak bertemu dengan kakakku Noni yang cerewet dan selalu sok tahu soal cinta karena dia sibuk kuliah. Dia selalu menasehatiku soal cinta karena memang aku sering salah memilih dalam cinta dan akhirnya patah hati.
“Rayya… Sarapan dulu!!” Panggil ibuku dari lantai bawah
“Iya ibu sebentar ya” jawabku sambil bercermin merapikan rambutku dan membersihkan wajahku. Aku segera membuka pintu kamar dan menuruni tangga. Kami pun makan bersama. Selesai makan aku kembali ke kamar untuk mengambil dan memakai jaket.
“Yah, Bu. Rayya boleh jalan-jalan di sekitar sini kan?” izinku pada ayah dan ibu
“Iya boleh..”
“Tapi hati-hati ya” kata ayah dan ibu bersamaan
“Aldo boleh ikut nggak, kak?” sahut adikku
“Nggak boleh ya, dik. Kapan-kapan aja ikutnya hehehehe” kataku sambil meringis
Aku pun keluar dari villa yang menghadap ke arah utara ini. Jalan di villa ini belum diaspal dan masih banyak batu kecil bertebaran di jalan. Tapi di sini sangat sejuk karena banyak pepohonan. Sebelumnya aku belum pernah jalan-jalan di sekitar sini. Jadi, aku sedikit bingung.
“Hmm.. Jalan ke arah barat apa timur ya?” tanyaku dalam hati
“Timur aja deh kalau barat malah menuju jalan raya” jawabku sendiri
Pelan-pelan aku berjalan ke arah timur. Kulihat kanan kiri sepanjang jalan kawasan villa ini. Sepi.. Sangat sepi, yang ada hanya mobil yang parkir di depan beberapa villa. Mungkin pemilik villanya sibuk di dalam rumah.
Aku terus berjalan menyusuri kawasan ini. Akhirnya, aku berhenti karena aku sudah berada di villa yang terletak di paling ujung.
“Hei!”
Aku menoleh terkejut karena ada yang menepuk pundak kananku dan memanggilku, seketika leherku merinding.
“Ka.. kamu siapa?” tanyaku gugup
“Kenalin aku Reihan, panggil aja Rei. Kamu pasti lagi liburan di sini ya? Namamu siapa?” jawabnya
“I, iya. Aku Rayya. Kamu tinggil di villa sini?” tanyaku lagi
“Iya. Itu villaku” ucapnya sambil menunjuk villa bercat putih yang terdapat mobil merah di depannya yang terletak di selatan jalan.
Aku hanya mengangguk dan membulatkan mulutku membentuk huruf O.
“Jalan-jalan bareng yuk?” ajaknya
“Hmm boleh. Ke mana?” tanyaku
“Ke situ lurus aja terus, di sana ada taman sama danau kok” jawabnya sambil menunjuk jalan setapak di sebelah villa paling ujung.
Aku dan Rei langsung berjalan bersama, mengobrol, dan bercanda. Tapi entah mengapa aku masih merasa merinding, mungkin karena udara di sini memang dingin. Benar saja, di sini ada taman dan danau. Rei memetik salah satu bunga dan meletakkannya di atas telinga kananku.
“Aaaa Rei kamu kok romantis sih berasa di negeri dongeng nih jadinya” candaku
“Hehehe biasa aja kok” ucap Rei sambil tersenyum
Aku mengorek saku celanaku untuk mengambil handphoneku. Ternyata, handphoneku tidak kubawa.
“Cari apa sih?” tanya Rei penasaran
“Handphone Rei. Aku pengen foto-foto di sini pemandangannya indah banget sih. Sayangnya handphoneku ketinggalan” jawabku dengan muka kecewa
“Ya udah gak apa-apa kali, besok kan masih bisa ke sini. Besok kita jalan-jalan ke sini lagi deh”
“Beneran Rei??”
“Iya bener Rayya”
Karena hampir 30 menit aku berjalan-jalan, aku memutuskan untuk kembali ke villa. Ketika sampai di jalan depan villa Rei, Rei berjalan meninggalkanku dan tersenyum padaku.
Sesampainya di villa, aku langsung masuk kamar, aku mengambil buku diary kecil yang selalu aku bawa ke mana-mana di tasku. Aku menulis curahan hatiku tentang pagi hari ini bersama Rei
Isinya
“Dear diary…
Hari ini sangat indah.
Aku benar-benar menemukan sosok yg berbeda. Entah mengapa walaupun baru sekali aku bertemu Rei aku merasa sangat nyaman dengannya. Dia sosok yang baik dan polos. Aku berharap bisa mengenalnya lebih dekat”
Aku baru teringat. Ternyata bunga yang diberikan Rei di telingaku belum aku ambil. Aku pun mengambil bunga itu dan meletakkannya di atas kertas diary yang bertuliskan curahan hatiku hari ini. Aku merebahkan badanku di kasur dan memeluk buku diaryku sambil tersenyum menatap langit-langit kamarku, aku mengingat kembali wajah dan senyum Rei. Ohh.. Benar-benar tampan seperti pangeran.
Hari berikutnya. Setelah bangun tidur aku langsung mandi, supaya aku bisa jalan-jalan lebih lama. Aku keluar dari villa, alangkah terkejutnya aku melihat Rei sudah berada di depan villaku.
“Rei kamu kok tau villaku sih?”
“Tau dong. Hebat kan?”
“Iya hebat banget deh”
“Handphonenya nggak ketinggalan lagi kan?”
“Enggak dong Rei”
Aku langsung berjalan bersama Rei, kami saling berbagi tentang cerita kami masing-masing. Dia benar-benar membuatku sangat nyaman. Sampai di taman, aku dan Rei berfoto-foto ria, sekitar 20 foto yang aku dapatkan bersama Rei. Di taman, aku dan Rei juga bercanda dan berkejar-kejaran. Tiba-tiba saja Rei menyuruhku untuk memajamkan mata, aku penasaran apa yang akan dilakukan Rei, ketika Rei menyuruhku untuk membuka mataku ternyata ia memasangkan kalung yang terbuat dari rangkaian bunga di leherku. Aku tidak tahu dari mana Rei mendapatkan kalung itu, yang pasti aku sangat senang dengan pemberian Rei. Setelah itu, aku berfoto dengan memakai kalung rangkaian bunga yang diberi Rei itu.
“Rayya ke situ yuk!” ajak Rei sambil menunjuk tepi danau
“Ayo ayo” sahutku sambil mengangguk-angguk
Di tepi danau, Rei duduk di sebelah kananku. Rei melempar batu kecil ke danau dan terdiam tidak mengucapkan sepatah kata pun di sini. Tanpa sengaja, tangan kananku menyentuh tangan kiri Rei.
“Rei tanganmu kok dingin banget? Kamu sakit ya?” tanyaku cemas
“Mmm.. enggak kok” jawabnya sambil tersenyum
Sesekali aku menengok jam di handphoneku, tanpa kusadari ternyata sudah 1 jam lebih aku meninggalkan villa. Aku memutuskan untuk pulang, tetapi Rei tidak ingin pulang dan masih ingin di tepi danau. Rei mengajakku untuk berjalan-jalan lagi nanti sore, aku menyetujui ajakan Rei. Di perjalanan pulang aku baru tersadar kalung rangkaian bunga yang dipakaikan Rei tidak ada, mungkin saja putus di jalan.
Sampai di villa, aku duduk di ruang tamu villaku ini. Aku membuka galeri foto handphoneku, kulihat foto-fotoku bersama Rei, itu membuatku tersenyum-senyum sendiri. Ada pose yang paling kusukai saat foto bersama Rei, yaitu pose saat Rei mengacak-acak rambutku, aku pun menjadikan foto itu sebagai wallpaper handphone.
“Hayoo senyum-senyum sendiri!” canda ibuku yang tiba-tiba duduk di sampingku
“Ciye kak Rayya lagi jatuh cinta ya?” sahut adikku
“Ih ibu sama aldo apaan sih” ucapku dengan tersipu malu
“Jujur dong kak. Kan kakak orangnya tukang jatuh cinta tuh” ejek adikku
“Aldo apaan sih anak SD aja sok tahu banget” ujarku sambil mencubit gemas pipi adikku
“Ngomong sama ibu dong Rayya jatuh cinta sama siapa” kata ibuku dengan tersenyum
“Enggak bu, Rayya enggak lagi jatuh cinta kok. Ini lhooo Rayya baca cerita temen Rayya di sms lucu banget jadinya Rayya senyum-senyum sendiri deh” jelasku dengan terpaksa berbohong
Seiring berjalannya waktu, sore pun tiba. Aku bergegas merapikan penampilanku dan keluar dari villa. Lagi lagi, Rei sudah berada di depan villaku. Aku jadi heran dengannya mengapa dia selalu datang tepat waktu, dia bilang dia tidak ingin membuatku menunggu.
Langit terlihat mendung dan dipenuhi awan hitam. Sepertinya, sebentar lagi hujan akan turun. Rei pun mengajakku ke villanya. Saat aku masuk ke ruang tamu villanya, kutatap sekeliling ruang tamu yang sangat rapi dan bersih itu. Aku mendekati meja kecil yang berada di sudut ruang tamu itu dan mengambil salah satu foto 4 orang memakai batik yang bingkainya paling besar di meja itu.
“Rei ini foto siapa aja?”
“Itu foto keluargaku. Itu ayah, ibu, aku dan kakakku. Oh iya aku bikinin minum dulu ya”
“Oke Rei”
Saat Rei di dapur, aku sendirian di ruang tamu, entah mengapa aku menggigil kedinginan di sini. Beberapa saat kemudian, Rei datang dengan membawa 2 gelas teh hangat, dia pun memberikan 1 gelasnya untukku.
“Rei rumahmu kok dingin banget ya” kataku sambil melipat tanganku karena kedinginan
“Tuh ACnya aja nyala” ujarnya sambil menunjuk AC yang berada di dinding atasku
“Oh iya” sahutku singkat
Dalam hati aku bergumam, ketika tadi aku masuk villa ini tidak ada AC yang kulihat di ruang tamu ini. Tapi mungkin memang aku kurang teliti atau tidak sadar jika ada AC. Aku pun meminum teh yang diberi oleh Rei.
“Rei, kamu udah kuliah atau masih sekolah sih?”
“Aku udah kuliah baru semester 3, jurusannya ilmu komputer di Universitas X. Kalo kamu?”
“Aku baru aja lulus SMA nih rencananya mau ngelanjutin di Universitas Y jurusannya ilmu gizi. Jadi harusnya aku panggil kamu Kak Rei dong?”
“Wah bagus dong semoga diterima ya. Ah enggak, panggil Rei aja gak apa-apa kali”
“Iya deh Kak Rei, eh maksudnya Rei. Ini kok kayaknya nggak jadi hujan ya aku pulang dulu ya?”
“Mau aku anter Rayya?”
“Enggak usah makasih hehe”
“Ciye Rayya kok sekarang hobi banget jalan-jalan ya” kata ayah yang sedang membaca koran di teras villa
“Kan biar sehat yah” sahutku dengan tersenyum lebar dan duduk mendekati ayah
“Kok senyumnya seneng banget gitu ada apa sih?” tanya ayahku
“Emm.. ehh.. kan abis jalan-jalan jadinya seger terus jadinya seneng deh. Yah, aku masuk dulu ya” jawabku dengan alasan sedikit tidak nyambung dan langsung masuk ke dalam villa.
Aku menghampiri adikku yang sedang menonton tv dan mengemil keripik singkong. Aku ikut mengemil singkong yang dibawa adikku. Belum selesai aku menguyah makanan, kata-kata adikku sangat mengejutkanku.
“Kak Noni mau ke sini loh, Kak”
“Apa Do? Tolong ulangi sekali lagi”
“Kak Noni mau ke sini, tapi nggak tau kapan Kak”
Aku batuk tersendak. Rasanya aku kejatuhan bulan dan disambar petir mendengar kata-kata itu. Jika Kak Noni ke sini pasti dia cerewet dan sok tahu, aku tidak dibolehkan ini itu ini itu.
Malam pun tiba. Kulihat jam di kamarku menunjukkan pukul 20:00. Aku mengambil buku diaryku dan membuka satu per satu lembarannya. Ketika aku membuka sampai pada lembaran curahan hatiku saat bersama Rei, semerbak wangi bunga menyengat di hidungku, seketika korden jendela tertiup angin yang cukup kencang. Walaupun bunga yang diberikan Rei kemarin sudah hampir layu, entah mengapa wanginya masih begitu menyengat. Aku kembali menulis curahan hatiku
Isinya
“Dear diary..
Jika kuingat sosok Rei, terasa begitu bahagia hati ini. Dia sudah berhasil menyelip di ruang kecil hatiku dan menjadi sosok baru yang berhasil mewarnai kehidupanku. Terlalu cepatkah jika aku menyebut ini cinta? Tapi… kenapa ya dia tidak meminta nomer handphoneku?”
Selesai menulis, aku menyimpan buku diaryku di bawah bantalku. Aku membaringkan tubuhku untuk segera tidur. Sebelum tidur aku mengambil handphoneku, membuka galeri fotoku dan melihat kembali fotoku bersama Rei saat di taman. Perlahan aku mulai terlelap tidur. Baru saja aku terlelap tidur, aku terbangun karena aku memimpikan Rei. Aku bermimpi aku dan Rei berada di ruangan putih yang sangat luas, awalnya Rei menggenggam tanganku dan mengucapkan terimakasih padaku karena aku sudah menemani dirinya, perlahan Rei melepaskan genggaman tangannya mulai menjauh dan menghilang. Aku pun mencoba untuk tidur kembali.
Kring.. Kring.. Kring
Kini jam bekerku membangunkanku, bukan alarm handphoneku lagi. Kubuka korden jendela kamarku, tampak di luar rintik hujan menetes. Sebenarnya aku ingin jalan-jalan pagi ini, namun aku mengurungkan niatku untuk berjalan-jalan karena hujan. Sesekali aku menengok ke bawah dari jendela, aku melihat Rei berada di bawah sana. Aku tak percaya, aku pun mengucek mataku, kulihat lagi di bawah sudah tidak ada Rei. Mungkin tadi hanya imajinasiku saja.
1 jam kemudian, hujan mulai reda. Aku berpamitan pada ayah dan ibuku untuk berjalan-jalan. Aku pun keluar dari villa ini.
“Rei mana ya? Tumben nggak ada” gumamku dalam hati sambil menengok kanan kiri halaman villa
Aku mulai berjalan pelan meninggalkan villa dengan sedikit kecewa karena tidak ada Rei yang biasanya menungguku.
Tiba-tiba
“Hayoo nyariin aku ya” Rei menepuk pundakku dari belakang
“Ih bikin kaget aja deh kamu. Iya nih” kataku dengan sedikit kesal
“Jangan marah maaf deh maaf” ucap Rei merasa bersalah
“Oh iya ke danau yuk?” lanjut Rei
“Boleh boleh” jawabku mengangguk-angguk
Sampai di danau, kami duduk di tepi danau sambil memainkan kaki di air. Terjadi obrolan antara kami
“Rei kamu di villa ini sama siapa sih?”
“Sendirian”
“Nggak takut? Ortumu ke mana?”
“Enggak dong kan udah gede. Ahh apa.. mm.. ortuku sibuk kerja”
“Gitu… ngomong-ngomong aku kok gak pernah liat kamu pegang handphone ya”
“Handphoneku rusak”
“Rei??? Kok mukamu pucet gitu sih?”
“Iya nih tapi aku nggak apa-apa kok”
“Oh iya Rei. Tadi malem aku mimpi kamu bilang makasih dan ninggalin aku. Aku jadi takut nih Rei”
“Ahh aku nggak akan ninggalin kamu kok, Ray. Kamu nggak berdoa kali sebelum tidur jadinya mimpi buruk gitu”
“Hehe iya bener banget Rei aku lupa berdoa”
Kuhabiskan waktuku di danau untuk berfoto-foto bersama Rei, hingga akhirnya aku memutuskan untuk pulang.
“Inget ya Rayya, yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Yang jauh bukan berarti tidak bisa menyatu” kata Rei dengan tersenyum dan memegang pundakku
“Maksudnya?” tanyaku kebingungan
“Entahlah kamu bakal tau sendiri” sahutnya singkat dan melepaskan tangannya dari pundakku
Saat aku pulang dari danau aku melewati villa Rei. Aku berhenti sejenak dan tersenyum melihat villa itu.
Sesampainya di teras villaku, kulihat adikku sedang asik membaca komik. Aku pun menghampirinya.
“Aldo, kok sepi? Ayah ibu ke mana?” Tanyaku pada adikku
“Ayah jemput kak Noni, kak. Kalo ibu lagi masak di dapur” jawabnya dengan tetap melihat komik
“What??? Kak Noni??? Tidaaaak!” teriakku sambil berkali-kali menepuk jidatku
“Rayya.. Aldo.. Makan dulu ayo. Udah ibu masakin nasi goreng nih” panggil ibu dari dalam villa, aku dan adikku pun bergegas menghampiri ibu.
“Rayya, 3 hari ini kamu kok rajin jalan-jalan ada apa sih? Padahal biasanya kamu males jalan loh” kata ibu sambil mengambilkan nasi ke piring adikku
“Kan mumpung di sini bu. Kalo di kota kan nggak bisa jalan-jalan” sahutku dengan terpaksa berbohong lagi
Sebenarnya aku tidak ingin bohong pada ibuku. Tapi aku takut jika aku bilang aku berjalan-jalan bersama Rei aku akan dimarahi karena Rei belum dikenal keluargaku.
Langit semakin lama semakin larut. Malam pun tiba. Aku tertidur. Saat aku bangun aku langsung bangkit dari tempat tidur karena terkejut di lantai kamarku banyak ransel berceceran. Tiba-tiba saja ada yang membuka pintu kamarku.
“Halooo Rayyap kayu cewek kok bangunnya siang.. Aku kangen banget sama kamu. Ih lama nggak ketemu kamu tetep aja bau yaa” Kak Noni memelukku erat-erat
“Ih Kak Noni apaan sih baru dateng main rusuh aja” ucapku dengan mata yang belum bisa sepenuhnya terbuka karena masih ngantuk
“Kan aku kangen sama kamu. Ciye naksir cowok namanya Rei ya?” Kata kak Noni sambil mengeluarkan buku diary dari sakunya
“Ssttt… Nanti ibu denger. Ngambil buku diaryku dari mana?” Ujarku dengan mata yang seketika terbelalak dan tanganku langsung menutup mulut Kak Noni
“Dari situ” kak Noni melepaskan tanganku dan menunjuk arah bantal
“Kamu hati-hati ya kalo jatuh cinta. Ntar galau lagi, curhat lagi, nangis lagi, pura-pura janji nggak mau jatuh cinta lagi” lanjut kak Noni mengejekku
“Denger ya Kak Noniku cantik tersayang, Si Rei itu orangnya beda dari yang lain.. istimewa banget deh!” ucapku dengan nada dibuat-buat
“Gaya amat kamu. Liat aja ntar!! Biasanya kalo lagi jatuh cinta kamu puji-puji tuh cowok, kalo udah patah hati kamu jelek-jelekin deh tuh cowok” ledek Kak Noni
“Ah laper ngomong sama kamu Kak, makan dulu ah” aku berdiri dari tempat tidur dan meninggalkan Kak Noni.
Di ruang makan, berbagai makanan dihidangkan di sana. Kami berlima berkumpul dan makan bersama. Di tengah-tengah keheningan kami sibuk mengunyah makanan tiba-tiba Kak Noni memecah keheningan
“Yah, bu.. Rayya su… su… su..ka sssss.. sam..ma…” kata Kak Noni sambil menatap ayah dan ibu
“Ya!! Rayya suka banget sama masakan ibu loh, apalagi ayam bakar ini hmmm enak banget” ucapku memutus kata-kata Kak Noni sambil tersenyum dan di bawah meja kakiku menginjak kaki Kak Noni
Ayah dan Ibu hanya keheranan melihat kelakuanku dan Kak Noni.
Tililililittt
Terdengar suara handphoneku yang kutinggal di kamar, aku pun bergegas menghabiskan di piringku yang tinggal sedikit dan menuju ke kamar. Di layarnya tampak ada panggilan masuk namun nomernya diprivasi, kuangkat telpon itu.
“Halooo siapa ini?”
“Rayya ini aku Rei”
“Handphonemu bukannya rusak? Terus kamu dapet nomerku dari mana? Rei aku kangen sama kamu. Pagi ini kita nggak jalan-jalan ya”
“Iya. Jarak itu bukan jadi penghalang kan?”
“Maksudmu apa Rei?”
“Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Pertemuan boleh berakhir dengan perpisahan, tapi cinta ini biarlah menjadi seperti bumi yang tiada ujungnya. Di dunia tidak ada yang abadi”
Tut tut tut tuttt
Seketika telepon terputus. Karena merasa jengkel, aku melemparkan handphoneku ke kasur.
“Ehm ditelpon si Rei ya? Hati-hati loh cowok itu banyak yang cuma gombal sana sini doang” kata Kak Noni yang tiba-tiba masuk ke kamarku
“Tapi Rei enggak kayak gitu kok. Dia ganteng, baik, romantis juga” sahutku sambil tersenyum dan mengambil kembali handphoneku yang kulempar di kasur
“Nih… Aku liatin fo…” belum selesai aku meneruskan kata-kataku aku terkejut, sangat terkejut.
Sebenarnya aku ingin melihatkan fotoku bersama Rei yang kujadikan wallpaper pada Kak Noni. Namun di wallpaper handphoneku aku hanya foto sendirian. Pose ketika rambutku diacak-acak oleh Rei, kini menjadi foto diriku sendiri yang seakan-akan rambutku hanya berantakan tertiup angin. Aku langsung membuka galeri fotoku bersama Rei saat di taman, tapi sama saja, aku terlihat foto sendirian. Saat aku foto memakai kalung rangkaian bunga, kalung bunganya pun tidak ada. Aku pun menutup mulutku rapat-rapat, perlahan air mataku menetes, aku tidak ingin tangisanku meledak di villa ini.
“Rayya? Kamu nggak apa-apa kan?” ujar Kak Noni dengan mata berkaca-kaca menatapku
“Kak, Rei kak… Kemarin aku foto-foto sama Rei selama 3 hari jalan-jalan bareng dia. Tapi, kenapa sekarang fotonya jadi aku sendirian?” kataku sambil menangis
“Ya udah gini aja. Gimana kalo kita sekarang ke villa Rei?” ajak Kak Noni
“Iya kak” jawabku sambil mengusap air mataku dengan tanganku
Sampai di depan villa Rei, ini lebih membuatku terkejut. Tidak ada lagi villa bercat putih yang di depannya terdapat mobil merah. Yang ada hanya sisa-sisa villa bercat putih yang hangus karena terbakar.
“Rayya, kamu yakin ini villa Rei?” tanya Kak Noni dengan nada lembut
“Iya kak yakin” jawabku menangis tersedu-tersedu
Aku menghampiri villa itu, berdiri di antara sisa-sisa villa yang hangus itu. Di depanku, ada foto yang seperti pertama kali aku lihat di villa Rei, foto keluarga Rei. Hanya saja kaca bingkainya sedikit berdebu. Seketika aku terduduk lemas sambil mengusap kaca foto itu.
“Rei.. Kamu di mana? Kamu sebenernya siapa? Kenapa kamu misterius? Kenapa kamu pergi gitu aja? Kenapa kamu tega? Kamu pernah bilang gak bakal ninggalin aku. Aku sayang kamu Rei, aku ngerasa nyaman kalo sama kamu. Aku kangen kamu.” tangisanku meledak dan air mataku menetes membasahi foto itu
“Udah udah jangan nangis Rayya, kita pulang yuk kita bahas di rumah” Kak Noni memelukku dan menarik tanganku agar aku berdiri
Di villa, aku bercerita pada Ayah dan Ibu tentang ceritaku dari awal bertemu Rei hingga Rei tiba-tiba menghilang. Memang banyak kejanggalan saat aku bersama Rei. Mulai dari dia yang selalu tiba-tiba muncul, tangannya yang dingin, AC aneh, dan lain lain. Aku teringat Rei pernah bilang padaku bahwa dia kuliah ilmu komputer di Universitas X.
“Ayah. Reihan itu kuliah jurusan ilmu komputer di Universitas X” kataku pada Ayah
“Ya udah sekarang kita ke sana aja. Kita cari kepastiannya” sahut Ibu
“Ibu serius?” tanya Kak Noni
“Iya ibu serius” jawab ibu
Kami pun segera bersiap-siap menuju Universitas X. Ayah juga menyuruh kami untuk mengemasi barang-barang dan meninggalkan villa ini untuk kembali ke kota agar aku tidak semakin berlarut dalam kesedihan.
Sampai di Universitas X, Ayah bertanya pada pegawai yang bertugas mengolah data mahasiswa.
“Mbak. Apa ada mahasiswa di jurusan ilmu komputer yang bernama Reihan?” tanya ayahku
“Sebentar ya pak, saya carikan dulu” jawab pegawai itu sambil mengetik dan memandang monitor komputer
“Ada pak. Tapi mohon maaf, dia sudah meninggal” lanjut pegawai itu
“Meninggalnya karena apa ya mbak? Tanggal berapa?” sambungku
“Menurut data sepertinya karena villanya mengalami kebakaran, anggota keluarganya meninggal semua. Tanggal sekian sekian sekian” sahut pegawai itu
“Oh ya sudah terimakasih” kami pun meninggalkan Universitas X
Sepanjang perjalanan, di mobil aku hanya melamun dan sedikit demi sedikit meneteskan air mata karena mengingat Rei. Dan jika kuhitung mundur tanggal hari ini hingga tanggal Rei meninggal, ternyata 40 hari. Sekarang aku jadi paham, aku takkan melupakan Rei dan kenanganku bersamanya.
Rei, kau ada walaupun tak nyata.
Cerpen Karangan: Sarah Afanin Luthfa
Blog: sarahafaninlthf.blogspot.com
Facebook: Sarah Afanin Luthfa
Siswi Kelas X di SMA N 2 Ungaran
Ini merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya di:  untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatan penulis, jangan lupa juga untuk menandai Penulis cerpen Favoritmu di Cerpenmu.com!
Cerpen ini masuk dalam kategori: Cerpen Cinta Sedih Cerpen Horor (Hantu) Cerpen Romantis